Kali ini aku mau ngereview Film sekaligus spoiler sih heuheu.
Ekspektasi kalo lihat judul film yang berbau Thailand, pasti aku mikirnya filmnya adalah film yang bakal bikin ngakak alias film bergenre komedi. Meskipun yah, sebelumnya aku udah pernah nonton film Thailand yang agak melow juga kayak Friendship. Film ini emang berakhir dengan sad ending seingatku. Selain film ini, film Thailand yang lain yang udah pernah aku tonton (yang aku lupa judulnya apa aja wkwk) rata-rata lucu semua. Berbeda dengan satu ini, Timeline karena agak menyesakkan gitu nontonnya.
Dirilis pada tahun 2014, film ini diawali dengan kisah tentang seorang ibu yang punya seorang suami yang tampaknya menyayanginya. Namun siapa sangka ternyata suaminya meninggal sebelum anak mereka yang pertama dilahirkan. Sang ibu membesarkan anaknya seorang diri tanpa bantuan siapa pun. Untuk mencukupi kebutuhan mereka, si ibu mengurus tanah pertanian yang menjadi impian suaminya dulu.
Saat anaknya sudah tamat sekolah, si anak yang bernama Tan memutuskan untuk tidak kuliah di Fakultas Pertanian di daerah tempatnya tinggal seperti yang diingankan oleh ibunya. Ia diterima di jurusan Jurnalistik di Bangkok.
Berangkat menuju Bangkok, Tan merasa bahwa inilah yang ia inginkan. Tidak mengurus pertanian, tidak menjadi seperti yang ibunya inginkan. Ia mulai terbawa arus oleh teman-teman barunya. Minum-minum dan meminta dibelikan iphone kepada ibunya. Ia bahkan tidak tahu bahwa saat itu ibunya sedang kebingungan karena tanaman arbei yang ditanam di tanah pertanian mereka banyak yang mati.
Di hari pertamanya menjadi mahasiswa baru, Tan terlambat datang karena semalam ia habis minum-minum dengan teman-temannya. Alhasil, ia dihukum bersama seorang cewek yang juga datang terlambat. Disinilah awal pertemuan Tan dengan June. (Kayanya dia lahir di bulan Juni kali yah :p) Tan dan June mulai berteman dekat. Tampaknya June juga dari awal sudah tertarik dengan Tan. Hingga ketika Tan bertemu dengan Kak Oon (bacanya on aja bukany o-on =.=). Disitu digambarkan Kak Oon itu cantik banget, padahal menurut aku sih biasa aja haha. Kak Oon itu sutradara di klub film gitu, makanya Tan mengajak June untuk bergabung ke klub itu.
Singkat cerita, Tan mulai sibuk dengan kehidupannya sebagai mahasiswa dan cinta bertepuk sebelah tangannya pada Kak Oon. Hingga dia mulai mengabaikan ibunya yang tinggal di perdesaan, dan juga June yang selalu di dekatnya.
Begitulah yang kejadian sama Tan. Dia dapat kabar kalo ibunya sakit dan dirawat di rumah sakit. Sementara June pergi ke Jepang karena mendapat beasiswa di sana. Dan Kak Oon sendiri udah jelas menyatakan kalau dia emang nggak bisa membalas perasaannya Tan.
Ending dari film ini nyesek banget, hayo coba tebak apa :p
Tapi banyak pelajaran hidup yang bisa di dapet dari film ini. Bagaimana seharusnya kita tidak mengabaikan perasaan orang tua dan orang-orang terdekat yang benar-benar tulus, bagaimana kita harus tegar menghadapi kehidupan meskipun kita hanya sendiri. Tapi percayalah, selalu ada yang bisa membuat kita semangat asal kita mau mensyukurinya. Dan jangan pernah menyerah untuk mencapai mimpi. Hidup itu bakal jadi nggak jelas dan nggak karuan kalo kita nggak punya impian, tujuan hidup.
Dari semua yang bikin sesek dari film itu, ada satu yang aku kurang suka. Dalam film itu diceritain bagaimana ibunya Tan sama Tan mengejar mimpi dari orang yang mereka sayangi menjadi impian mereka. Dan mereka bahagia melakukannya. Aku masih nggak paham kenapa mereka bisa sok tegar dan bilang bahagia. Meskipun mereka bilang begitu, rasanya tetap saja akan sama sedihnya karena orang yang mereka sayangi udah nggak ada lagi. Sama kayak seseorang yang bilang bakal bahagia ngeliat orang yang dia sayangi bahagia bersama orang lain. Munafik bukannya ya? :p
Ekspektasi kalo lihat judul film yang berbau Thailand, pasti aku mikirnya filmnya adalah film yang bakal bikin ngakak alias film bergenre komedi. Meskipun yah, sebelumnya aku udah pernah nonton film Thailand yang agak melow juga kayak Friendship. Film ini emang berakhir dengan sad ending seingatku. Selain film ini, film Thailand yang lain yang udah pernah aku tonton (yang aku lupa judulnya apa aja wkwk) rata-rata lucu semua. Berbeda dengan satu ini, Timeline karena agak menyesakkan gitu nontonnya.
Dirilis pada tahun 2014, film ini diawali dengan kisah tentang seorang ibu yang punya seorang suami yang tampaknya menyayanginya. Namun siapa sangka ternyata suaminya meninggal sebelum anak mereka yang pertama dilahirkan. Sang ibu membesarkan anaknya seorang diri tanpa bantuan siapa pun. Untuk mencukupi kebutuhan mereka, si ibu mengurus tanah pertanian yang menjadi impian suaminya dulu.
Saat anaknya sudah tamat sekolah, si anak yang bernama Tan memutuskan untuk tidak kuliah di Fakultas Pertanian di daerah tempatnya tinggal seperti yang diingankan oleh ibunya. Ia diterima di jurusan Jurnalistik di Bangkok.
Berangkat menuju Bangkok, Tan merasa bahwa inilah yang ia inginkan. Tidak mengurus pertanian, tidak menjadi seperti yang ibunya inginkan. Ia mulai terbawa arus oleh teman-teman barunya. Minum-minum dan meminta dibelikan iphone kepada ibunya. Ia bahkan tidak tahu bahwa saat itu ibunya sedang kebingungan karena tanaman arbei yang ditanam di tanah pertanian mereka banyak yang mati.
Di hari pertamanya menjadi mahasiswa baru, Tan terlambat datang karena semalam ia habis minum-minum dengan teman-temannya. Alhasil, ia dihukum bersama seorang cewek yang juga datang terlambat. Disinilah awal pertemuan Tan dengan June. (Kayanya dia lahir di bulan Juni kali yah :p) Tan dan June mulai berteman dekat. Tampaknya June juga dari awal sudah tertarik dengan Tan. Hingga ketika Tan bertemu dengan Kak Oon (bacanya on aja bukany o-on =.=). Disitu digambarkan Kak Oon itu cantik banget, padahal menurut aku sih biasa aja haha. Kak Oon itu sutradara di klub film gitu, makanya Tan mengajak June untuk bergabung ke klub itu.
Singkat cerita, Tan mulai sibuk dengan kehidupannya sebagai mahasiswa dan cinta bertepuk sebelah tangannya pada Kak Oon. Hingga dia mulai mengabaikan ibunya yang tinggal di perdesaan, dan juga June yang selalu di dekatnya.
Penyesalan emang datangnya selalu belakangan, kalo bukan gitu bukan penyeselan namanya hehe. Dan penyeselan yang paling menyesakkan adalah mengabaikan orang-orang yang selalu menyayangimu, sementara kamu terlalu sibuk mengejar cinta yang baru yang bersifat semu, belum tentu nyata.
Begitulah yang kejadian sama Tan. Dia dapat kabar kalo ibunya sakit dan dirawat di rumah sakit. Sementara June pergi ke Jepang karena mendapat beasiswa di sana. Dan Kak Oon sendiri udah jelas menyatakan kalau dia emang nggak bisa membalas perasaannya Tan.
Ending dari film ini nyesek banget, hayo coba tebak apa :p
Tapi banyak pelajaran hidup yang bisa di dapet dari film ini. Bagaimana seharusnya kita tidak mengabaikan perasaan orang tua dan orang-orang terdekat yang benar-benar tulus, bagaimana kita harus tegar menghadapi kehidupan meskipun kita hanya sendiri. Tapi percayalah, selalu ada yang bisa membuat kita semangat asal kita mau mensyukurinya. Dan jangan pernah menyerah untuk mencapai mimpi. Hidup itu bakal jadi nggak jelas dan nggak karuan kalo kita nggak punya impian, tujuan hidup.
Dari semua yang bikin sesek dari film itu, ada satu yang aku kurang suka. Dalam film itu diceritain bagaimana ibunya Tan sama Tan mengejar mimpi dari orang yang mereka sayangi menjadi impian mereka. Dan mereka bahagia melakukannya. Aku masih nggak paham kenapa mereka bisa sok tegar dan bilang bahagia. Meskipun mereka bilang begitu, rasanya tetap saja akan sama sedihnya karena orang yang mereka sayangi udah nggak ada lagi. Sama kayak seseorang yang bilang bakal bahagia ngeliat orang yang dia sayangi bahagia bersama orang lain. Munafik bukannya ya? :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar