Summary
Who is the real Margo?
Quentin Jacobsen has spent a lifetime loving the magnificently adventurous Margo Roth Spiegelman from afar. So when she cracks open a window and climbs into his life—dressed like a ninja and summoning him for an ingenious campaign of revenge—he follows. After their all-nighter ends, and a new day breaks, Q arrives at school to discover that Margo, always an enigma, has now become a mystery. But Q soon learns that there are clues—and they're for him. Urged down a disconnected path, the closer he gets, the less Q sees the girl he thought he knew...
Quentin Jacobsen has spent a lifetime loving the magnificently adventurous Margo Roth Spiegelman from afar. So when she cracks open a window and climbs into his life—dressed like a ninja and summoning him for an ingenious campaign of revenge—he follows. After their all-nighter ends, and a new day breaks, Q arrives at school to discover that Margo, always an enigma, has now become a mystery. But Q soon learns that there are clues—and they're for him. Urged down a disconnected path, the closer he gets, the less Q sees the girl he thought he knew...
Review
Novel ini
menceritakan tentang seorang cewek bernama Margo Roth Spigelman yang
menghilang. Kira-kira begitulah isi ringkasan dari novel ini. Terpengaruh dari ide ceritanya tentang pencarian orang hilang, yang
berarti ada unsure detektif-detektifnya dan yang biasanya cerita seperti itu
bikin penasaran, jadi deh aku tertarik untuk membaca novelnya. Untungnya sebelum
membacanya aku tidak membaca komentar dan review orang di goodreads. Karena
reviewnya juga banyak yang agak negative juga, yang akan aku jelaskan nantinya.
Tentang penulis
novel ini, tentunya banyak orang yang sudah mengenal John Green, penulis novel
best seller The Fault in Our Star atau yang disingkat TFIOS. Filmnya di awal
release juga katanya banyak yang bikin orang nangis but me heuheu. Meskipun aku
tidak terlalu terenyuh gitu saat menonton filmnya, harus aku akui aku suka
style John Green dalam bercerita. Yang juga menjadi alasan utama aku mau
membaca Paper Towns ini.
Seperti yang
aku katakakan tadi, novel ini ada bau-bau detektifnya. Saat melihat judulnya
aku jadi bertanya-tanya apa maksud paper
towns itu. Ternyata maksudnya ya itu. Silahkan
baca sendiri deh, heheh.
Kelebihan
dari novel ini adalah pertama, novel ini bikin penasaran. Pertanyaan-pertanyaan
seperti Margo hilangnya kemana? Gimana
endingnya nanti? Dan yang paling bikin penasaran, kira-kira bagaimana caranya Margo bisa ditemukan?
Berikut
beberapa karakter yang cukup aku suka dan tidak sukanya. Karakter yang paling
tidak aku sukai adalah Margo. Alasannya?
Sedangkan
Quentin, dia seperti pahlawan—Margo diakhir cerita juga menganggapnya seperti
itu—yang menurut aku karena saking naksirnya sama Margo, tetangganya yang gak
pernah anggap dia sejak mereka kecil, kok mau-maunya mecahin clues yang dikasih
Margo supaya bisa menemukannya. She doesn’t deserve that! Ugh!
Omong-omong,
setelah aku selesai membaca novel ini aku langsung melihat review orang di
goodreads. Beberapa ada yang bilang novel ini mirip sekali dengan Looking For
Alaska. Bahkana da yang bilang harusnya novel ini berjudul Looking For Margo.
Saat berada di bagian tengah cerita aku juga berfikir kira-kira Looking for Alaska
ceritanya seperti apa? Apa ada orang yang menghilang juga? Aku belum berani
baca review orang di goodreads sih. Karena gak mau terpengaruh di komentar
negatifnya. Meskipun banyak yang bilang kedua novel Paper Towns dan Looking For
Alaska itu punya pola yang sama dan mirip, aku jadi makin penasaran dan ingin
membaca untuk melihat sendiri kemiripan kedua ceritanya.
Okay, selanjutnya
aku bersiap untuk Looking for Alaska. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar